Senin, 05 Desember 2011

Sebuah Tinta Kenangan Vina - Ayunda Vinesya

Vina masih ingat saat itu, saat pertemuannya dengan pria itu. Di tempat Vina berdiri kini. Di bawah rindangnya pohon mangga.

Setahun yang lalu…

Saat itu, Vina tengah berdiri sendiri diantara taman sekolah yang tak begitu luas namun rindang. Sesosok yang telah dia kenal tiba-tiba datang melewatinya dan ia pun tersenyum kepadanya seolah itu hanya ditujukan kepadanya. Vina pun membalasnya tanpa sedikitpun ada perasaan bahwa ada orang lain yang berada diantara mereka. Ya, itu adalah hari dimana Vina mengenalnya dalam segurat senyum manis di wajah yang tampan itu.

Sepuluh bulan yang lalu…

            Vina melewati koridor yang penuh sesak menuju kantin yang sangat sederhana bagi para siswa disana. Vina yang saat itu tengah terburu-buru, dengan nekatnya menembus keramaian yang ada. Namun sesosok yang akhir-akhir ini menarik perhatiannya datang dari arah yang berlawanan. Saat itu, ia menyuruh anak-anak lain untuk memberi jalan padanya, Vina pun tersipu malu padanya dan segera melewatinya. Jantungnya berdegup kencang saat tepat melewatinya yang Vina yakini pun ia merasakan perasaan yang sama padanya. Setelah Vina melewatinya, ia pun meninggalkannya dan tenggelam dalam keramaian kantin. Sejenak dua bola matanya mencari sosok pria itu namun Vina tak pernah menemukannya lagi. Dan Vina pun mengucapkan rasa terima kasih dalam hatinya.

Sembilan bulan yang lalu…

            Saat itu hari Jum’at, kelas Vina sedang tidak ada guru. Vina berdiri di depan pintu kelasnya yang nyaman, dan tiba-tiba ia melihat sosok yang akhir-akhir ini slalu mengganggu pikirannya. Sosok itu tengah berada di tengah lapangan, bermain bersama teman-temannya dalam tawa riang. Dan saat Vina tengah memperhatikannya, tiba-tiba Vina tak menyadari bahwa ia sedang mendekat. Lalu Vina pun tersentak kaget namun Vina segera berlari menuju ke tempat duduknya. Teman sebangkunya melihat dengan tatapan aneh karena tingkah Vina yang mendadak berubah gugup. Ia yang hendak bertanya pada Vina segera mengalihkan wajahnya ke jendela menuju sosok yang dari tadi Vina perhatikan.
            Betapa terkejutnya Vina saat melihat sosok yang ia kira mendekatinya ternyata mendekati gadis yang juga teman sekelasnya. Disaat itu wajahnya langsung berubah dan ia pun menundukkan kepalanya seolah tak ingin melihat apa yang akan terjadi pada gadis itu dan sosok yang sangat ia impikan.

Enam bulan yang lalu…

            Alunan lagu ‘takut’ dari Vierra membangunkan Vina dari mimpi indahnya, sejenak ia mengecek handphonenya yang mungil itu dan ternyata satu pesan masuk. Ia pun menghiraukannya namun ketika ia melihat sekali lagi, ternyata pesan masuk itu dari ‘dia’ ! dari sosok yang selama ini menghantuinya ! ialah Randa !
            Vina segera membuka matanya dan membaca pesan tersebut, satu pesan yang sangat berarti. Dengan cepat, ia membalas pesan itu dan tak lama kemudian Ramadhan pun membalas pesannya. Dan kejadian itu berlanjut hingga malam.

Lima bulan yang lalu…

            Pendekatan antara Vina dengan Randa semakin berlanjut hingga suatu hari Vina merasa tak tahan untuk menceritakan kisah ini pada sahabatnya. Namun malang, saat Vina tengah asyik menceritakan semua yang terjadi, musuhnya, Renald, mendengar semua itu dan ia pun menyiapkan sebuah rencana yang Vina pun tak pernah memikirkannya.
            Saat itu Vina tengah duduk membaca buku pelajarannya, tiba-tiba Renald mendekatinya dengan senyum kemenangan. Sejenak Vina pun melihat raut wajah itu dengan seribu pertanyaan mengapa dan saat itupula Renald mengatakan sesuatu yang membuat hatinya sangat gusar. Renald mengatakan bahwa Randa tak menyukainya ! sungguh, Vina tak percaya mendengar semua kenyataan itu tetapi entah mengapa ketika ia mengatakan itu, Vina hanya melirik sekejap dan berkata jika Vina tak mencintainya.
            Dan ketika sore harinya, Vina yang merasakan galau akibat perkataan Renald di sekolah tadi akhirnya mengirim pesan ke Randa untuk menanyakan kebenaran perkataan Renald. Namun malang, pesan itu tak kunjung mendapat balasan dari Randa. Hingga tepat pukul tujuh malam, akhirnya Randa pun membalas pesan itu. Dan betapa terkejutnya Vina ketika melihat balasan dari Randa. Ia mengatakan bahwa ia hanya menganggap Vina sebagai temannya. Betapa hancurnya hati Vina ketika mendapat kenyataan itu !

Tiga bulan kemudian…

            Angin yang sejuk menghantarkan sebuah kisah sedih yang menggoreskan luka bagi Vina. Ingin rasanya ia melepas semua kenangan manis itu. Kenangan yang membuatnya berharap sesuatu yang tak mungkin. Sebuah harapan yang tak ingin orang itu mengisinya. Ya, kali ini Vina melupakan perasaan yang dulu mengisi relung hatinya. Karena satu hal yang ia tahu, orang yang ia cintai tak mencintainya. Orang itu mencintai seseorang yang lebih baik darinya.
            Dan saat ini, ia tengah berdiri melihat  tawa dari seseorang yang mengisi hatinya. Senyum getir ia tampakkan ketika melihat kebahagiaan Randa bersama gadis yang menjadi teman seperjuangannya, Mimi. Ya, kini Randa telah mencintai Mimi. Gadis yang jauh lebih baik darinya, gadis yang sangat serasi dengan Randa. Sedetik, ia meneteskan bulir-bulir air mata dan membasahi pipinya.
            Ia hanya berharap bahwa Mimi bisa membahagiakan Randa, orang yang ia cintai. Yang menjadi mentarinya beberapa bulan lalu, yang membuatnya rela berkorban demi Randa hanya karena Randa menyukai sesuatu. Randa yang dulu membuatnya tersenyum manis setiap ia menginjakkan kaki menuju gerbang sekolah.

Dua bulan yang lalu…

            Hari ini tepat saat pesta perpisahan, Vina datang dengan gaun berwarna abu-abu dengan corak batik hijau dan putih yang tampak elegan. Ia tersenyum kepada para panitia pesta tersebut. Dan ketika ia berjalan menuju ke dalam ruangan, tampak seseorang yang telah lama ia lupakan sedang bersama teman-temannya. Ia hanya tersenyum kecil dan segera berjalan anggun menuju ke tengah-tengah ruangan mencari sahabatnya, Dila.
            Saat itu, semua rasa senang dan sedih menjadi satu dalam hati terutama untuk Vina yang harus merasakan kesedihan yang dalam mengingat semua yang pernah terjadi di sekolah itu. Saat ia bersama sahabat-sahabatnya, saat ia membuat kejahilan, ataupun ketika ia merasakan cinta dari Randa.

Sebulan yang lalu…

            Tepat hari ini sebulan sebelum Vina berulang tahun. Saat itu, ia sedang membuka account twitternya, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat mention dari seseorang yang ia telah lama lupakan, Ramadhan ! awalnya Vina ragu untuk membalas mention itu namun karena ia telah menganggap Ramadhan hanya teman alumni sekolahnya, tak ada rasa cinta yang dulu menghinggapi hatinya.

Hari ini…

            Hari ini tepat satu tahun ia bertemu dengan Randa. Dan kali ini Vina telah mengerti satu hal, cinta tak dapat dipaksakan walau saat itu ia sangat ingin memiliki Randa. Randa hanyalah serpihan kisah masa lalunya, kisah cinta yang bermakna. Kisah yang tertulis di kertas kehidupan Vina dengan tinta kenangan….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar